Jumat, 16 Agustus 2013

"REMEMBER" PART 1: I FEEL YOU



“Remember”
AUTHOR          : DENIA KHAERUNISSA

CAST               : BISMA [SMASH],ALENA,CLARA,DLL.

GENRE             : friendship, romance,fanfiction

FROM AUTHOR:        
“hai! Cerita ini aku bikin dengan ide aku sendiri. Inspirasinya tentu dari idola aku. Bisma. Maafin kalau banyak typo ya. Happy reading!”

I feel YOU



Jumat, 15 Februari 2013

Fanfiction is Fun!

Hai smashblast!

Kalian pasti sering kan membaca sebuah fan fiction? Atau mungkin pernah mencoba membuat fan fiction versi kalian? hem.. buat kalian yang termasuk dalam kedua itu, memang udah tau apa itu fan fiction?

Fan fiction atau biasa disebut fanfic ini adalah cerita yang dibuat oleh penggemar yang ceitanya bisa diambil dari kisah nyata. Baik itu tokohnya maupun cerita. Contohnya aja, smashblast membuat fanfic yang pasti tokoh utamanya SMASH, ataupun fandom lain yang membuat fanfic dengan tokoh utama idolanya.

Membaca atau membuat fanfic itu menyenangkan loh,blast! Apalagi kalau kita sudah benar-benar bisa merasakan cerita yang kita baca/buat itu.

Kalian boleh kok menulis fanfic versi kalian sendiri. Hal yang diperluin dalam menulis fanfic yang terpenting adalah kreatif. Dalam menulis fanfic, jangan ada jiplak menjiplak karya orang. Karena karya sendiri itu jauh lebih baik daripada harus meniru karya orang lain. Lalu, senangi atau hayati dahulu cerita tersebut. kalau kalian bisa merasakan suasana yang ada di fanfic itu, dijamin fanfic kalian akan banyak pembaca nya bila di publikasikan.

Jumat, 04 Januari 2013

Hate or Love Chapter 14



Hate or Love Chapter 14



Hate or Love Chapter 14
“escape”

Selamat tinggal Morgan.
Author’s POV

Morgan masih terduduk di taman kampus. Mencoba mencerna semua perkataan yang tadi Citra ucapkan. Apa hubungan mereka sudah berakhir? Benar-benar berakhir? Mungkin iya.

Tiba-tiba handphone Morgan bergetar

Aku tahu kamu bakal ke sini,Morgan. – Rexa

Morgan hanya mengabaikan sms itu. Yang dia pikirkan sekarang hanyalah Citra. Kenapa kenyataan ini begitu tidak adil? Memisahkan dua orang manusia yang saling mencintai. Membiarkan air mata menjadi saksi kesedihan hati mereka berdua.

Morgan dan Citra sama sama melewatkan kelas mereka saat itu. Masing-masing dari mereka masih kurang bisa menerima semua ini. Walaupun Citra yang meminta hubungannya dengan Morgan berakhir tetapi dia juga yang sulit menerima bahwa hubungan mereka harus berakhir.

**

Seperti janjinya,Morgan pergi menjenguk Rexa di rumah sakit. Sebenarnya dia lebih ingin bertemu dengan Citra dan membicarakan hubungan mereka yang bisa diibaratkan seperti benang kusut itu, tapi dia tahu bahwa akan lebih bahaya lagi jika mama nya tau bahwa dia belum sempat menjenguk Rexa.

Morgan sampai di Rumah Sakit itu. Setelah memarkirkan mobilnya di pelataran parkir rumah sakit itu, Morgan membuka sms dari mama nya yang berisi tempat dirawatnya Rexa.

Ruang 4026

Morgan pun melangkah masuk  ke Rumah Sakit. Banyak pasien yang memperhatikan Morgan. Banyak orang yang senyum senyum melihat Morgan. Bahkan, ada slah satu pasien anak kecil ingin berfoto bersama dia. Morgan sudah terbiasa dengan hal itu, setiap dia pergi pasti selalu ada yang meminta berfoto dengannya. Resiko jadi Artis papan atas

Sampai lah Morgan di ruang rawat Rexa. Dilihatnya Rexa yang sedang tertidur pulas. Morgan menyimpan buah yang tadi dia beli di suppermarket saat perjalanan ke Rumah Sakit. Atas usulan mama nya.

Morgan jadi berfikir. Apa perlakuan dia kepada Rexa keterlaluan? Dulu mereka sahabat, tetapi kenapa sekarang mereka jadi mempunyai jarak? Siapa yang membuat jarak antara mereka? Morgan jelas tau siapa yang membuat itu. Dia. Dirinya sendiri.

Tapi, mungkin berada di posisi Morgan adalah posisi yang membingungkan. Bila dia terus berada di dekat Rexa dia seprti memberi harapan kosong pada Rexa yang jelas jelas sangat menyukai Morgan.
Di sisi lain, jika Morgan menjauh. Rexa pun akan bersikap berbeda padanya. Dan karena itu lah ada jarak diantara mereka.

Mungkin memang saatnya Rexa mengetahui kalau cintanya tidak akan pernah bisa terbalas oleh Morgan. Di saat morgan akan beranjak pergi, tiba-tiba tangan Rexa menahannya.

“Jangan pergi Morgan” pinta Rexa. Rexa perlahan membuka matanya, “Bukannya kamu baru dateng?” tanyanya.
Morgan mendekat kemabli dan membalas pegangan tangan Rexa, “Aku gak akan kemana mana kok.”
Senyum Rexa tersungging di bibir pucatnya. Sungguh yang dibutuhkan Rexa kali ini hanya Morgan, “Aku seneng kamu dateng ke sini. Aku pikir kamu gak bakal dateng”
“Aku pasti dateng. Gak mungkin aku gak dateng.” Kebohongan baru saja dikatakan Morgan. Ya hanya ini yang bisa membuat hati Rexa baik
Rexa menaikan tempat tidurnya agar bisa terduduk. Dia melepas selang oksigen yang terpasang dihidungnya dan langsung memeluk Morgan, “Aku...Gak mau kehilangan kamu.”
Saat itu juga, air mata Rexa mulai turun,Morgan yang masih kaget karena pelukan Rexa yang tiba-tiba merasakan bahwa Rexa sedang menangis dipelukannya.

Di saat seperti ini, Rexa terlihat begitu lemah. Rexa merasa semangat hidupnya adalah Morgan. Tujuan hidupnya adalah Morgan. Jika ada yang merebut Morgan dari sisinya, itu tandanya hidupnya pun ikut direbut.

**

Citra’s POV

Morning Saturday!
Pagi yang cerah ini sayang buat dilewatin. Lupakan dulu masalah-masalah yang lalu. So, enjoy your Saturday.

Gue keluar kamar, melihat mama,papa dan Tahsya yang sedang asyik dengan kegiatan masing-masing. Gue nyamperin mama yang lagi sibuk di bar dapur, “Lagi ngapain ma?”
“Cuman lagi nata kue kok. Oh iya, mama punya sesuatu buat kamu.” Kata mama. Mama pergi ke kamarnya lalu mengambil sebuah amplop coklat berukuran sedang dan ngasih itu ke gue.
“Ini apaan ma?”
“hem.. tiket buat ke korea.” Jawab mama
Gue diem sebentar. Gak salah? Tiket ke Korea buat gue? “Ma.. maksudnya?”
“Ini tiket ke korea. Liburan buat kamu. Mama liat kamu lagi banyak masalah akhir-akhir ini. Ambil aja cuti kuliah. Setelah baikan kamu pulang ke indonesia dan mulai lagi kuliah.”

Aaaa! Gue seneng banget! Akhirnya gue bisa liburan juga! Ke korea lagi, kece banget deh!

Gue langsung packing dan beli perlengkapan untuk ke korea. Mulai dari baju dan perlengkapan lainnya. Di korea sekarang lagi musim dingin dan gue tau pasti lebih  dingin dari dinginnya Indonesia.

Korea! Ready for the trip!

**
Author’s POV

Beberapa hari sebelum Citra pergi  ke Korea. Dia mengurus masalah kuliahnya dahulu di sini. Dia mengambil cuti kuliah. Di kampus dia bertemu Reza
“Citra” sapa Reza
“Eh,Hai za.” Sapa Citra kembali
“Akhir akhir ini loe jarang masuk kelas. Kemana? Sibuk amat.”
“Oh,hehe. Gue mau ngambil cuti kuliah dulu.” Kata Citra
“Cuti kuliah? Emangnya.. loe mau ngapain sampai ngambil cuti gitu.” Tanya Reza heran. Reza yang notabennya artis sibuk pun tidak sampai mengambil cuti kuliah._.
“hehe, gue mau pergi. Mau nenangin diri dulu. Ya.. kabur dulu dari kehidupan di sini. Hehe.” Kata Citra
“Emang loe mau pergi ke mana?” tanya Reza
“Korea.” Jawab Citra singkat
“Korea?! Morgan udah tau soal ini?” tanya Reza
Citra terdiam. Raut wajahnya berubah dalam beberapa detik,benar juga apa kata Reza, “Hem.. gak za. Biar dia tau sendiri. Lagian kita udah gak ada apa-apa lagi kok.” Kata Citra dengan nada yang dibuat sesantai mungkin.
Reza kelihatan kaget dengan jawaban Citra. Bagaimana bisa mereka putus? Pasti hal ini ada sangkut pautnya dengan Rexa, pikirnya. “maksud loe udah gak ada apa-apa? Kalian putus?”
Citra hanya tersenyum, “udah deh loe gak usah kelebih kepo gitu. Dah! Sampai ketemu nanti!” Citra pun pergi meninggalkan Reza

**
Morgan masih setia di Rumah sakit menemani Rexa selagi dia mempunyai jatah liburan dari smash. Member SMASH diberi libur selama satu setengah minggu sebelum latihan mempersiapkan tour padat selama 1 bulan.

Selama Morgan di sana, Rexa mengalami banyak kemajuan. Rexa menjadi lebih semangat untuk sembuh dibandingkan sebelumnya.

Siang itu, Morgan sedang menemani Rexa di rumah sakit. Tiba-tiba Reza datang untuk menemui Morgan.

“Hai za.” Sapa Rexa kepada Reza
“Eh hai Rexa. Gimana keadaan loe? Nih gue bawain buah buat loe. Dari anak-anak, hehe” kata Reza menyimpan buah buahan yang dia bawa.
“Loe repot amat, makasih loh za.”
“Siap,sama-sama. Eh gue boleh ngobrol bentar sama Morgan gak?” pinta Reza
Rexa melihat sebentar ke arah Morgan yang sama-sama bingung, “Oh oke, kalian ngobrol aja.”
Morgan dan Reza pun keluar dari ruang rawat Rexa

“Ada apaan?” tanya Morgan.
“Bro, loe udah putus sama Citra? Kenap agak cerita ke gue bro?” tanya Reza.
Morgan langsung berubah ekspresi sama seperti waktu Reza menanyakan hal ini pada Citra,”Oh itu. Kirain apaan. Kenapa sih emang? Kayaknya loe ribet banget sama masalah itu.”kata Morgan
“Loe gak usah ngeles gitu deh. Loe masih sayang kan sama Citra?” kata Reza
Morgan melihat ke arah reza, “Loe gak perlu urusin pribadi gue. Biar gue aja yang nyelesain ini semua.” Kata Morgan dan langsung beranjak dari kursinya.
Sebelum Morgan masuk ke ruang rawat Reza lagi, Reza sedikit berteriak, “Citra ke Korea!”
Morgan langsung menghentikan langkahnya. “Dia bakal di sana beberapa waktu ke depan dan gue tau loe belum tau soal ini.” Kata Reza. Mimik muka Morgan langsung berubah menjadi penasaran sekaligus kaget
Reza langsung mendekat ke arah Morgan, “Gue gak tau seberapa lama dia bakal di sana. Tapi gue harap, loe bisa tahan dia. Kalau loe masih sayang sama dia.” Setelah itu, mimik muka Morgan menjadi seperti biasa agar Rexa tidak tau tentang hal itu. Morgan pun langsung masuk ke ruang rawat Rexa ‘tanpa’ mengabaikan perkataan Reza.

“ada apa Gan?” tanay Rexa dengan senyumannya pada Morgan. Syukurlah, Rexa tidak mendengar percakapan mereka tadi
“Engga, cuman masalah SMASH kok. Gak penting-penting amat.” Kata Morgan
“Oh. Hmm Reza mana?” tanya Rexa lagi.
“Oh, dia langsung pulang. Katanya salam buat kamu.” Kata Morgan dengan senyum. Agar Rexa tidak curiga.

Tidak lama handphone Morgan berbunyi

“Citra berangkat besok lusa jam 9 pagi. Sekarang terserah loe mau gimana”-Reza

**

Akhirnya hari keberangkatan Citra ke korea telah tiba. Hari itu juga, Rexa keluar dari rumah sakit. Morgan menjemput Rexa pulang. Di hari-hari sebelumnya setelah Reza datang, Rexa menjadi lebih memerhatikan sikap Morgan dan dia sendiripun terkesan menjadi pendiam.

Rexa’s POV

Morgan ada di sini. Bersama gue. Tapi, gue gak yakin hati dan pikirannya ada di sini juga. Yang gue tau, hari ini hari keberangkatan Citra ke Korea. Ya gue emang tahu. Gak mungkin gue gak denger teriakan Reza waktu itu. Gue tau, karena gue juga baca sms Reza ke Morgan waktu morgan lagi tidur. Kenapa Morgan ngerahasian ini semua dari gue?

Mereka putus pasti penyebab nya gue. Gue gak tau harus seneng atau sedih ngedenger mereka berdua putus. Setau gue, mereka saling sayang dan entah kenapa konflik yang ada di hubungan mereka itu penyebab utamanya selalu gue. Apa gue emang diciptakan buat ganggu hubungan mereka?

Mungkin juga, Morgan tau soal pertunangan itu.

Sebenernya gue udah tau dari lama. Sebelum Citra masuk ke kehidupan Morgan. Mama yang mengusulkan perjodohan itu ke mama Morgan.

Dulu, gue pikir Morgan bisa nerima gue. Melihat gue sama dia yang terus-terus bareng enath itu liburan maupun apa. Selama morgan jadi atis pun gak pernah lost contact. Tapi ternyata, semua anggapan gue itu salah. Morgan cuman nganggep gue adiknya. Gak lebih. Sedangkan gue? Gue pengen milikin dia sepenuhnya. Lebih dari sekedar sahabat.

Terlebih lagi waktu gue tau ternyata ada yang mengisi hati Morgan saat itu. Citra orangnya.

“Rexa.” Sapa Morgan.
,“eh.. hmm apa?”
“kenapa ngelamun. Seneng dong! Hari ini kamu kan pulang”  kata Morgan
“Morgan.”
“Apa?” jawab Morgan dengan senyumannya
“Kamu jangan pura-pura ceria di depan aku.”
“Pura-pura ceria? Siapa? Aku? Engga..” kata Morgan keheranan.
“Dan jangan coba bohongin aku.”
Sekarang Morgan diam. Mungkin dia tau gue udah sadar atas kelakuan dia.
“Kenapa gak ke bandara?”
Morgan masih tetap diam dan melihat ke arah gue. Sekarang mungkin dia tau gue ternyata tau semuanya.
“Bukannya hari ini Citra pergi ke Korea?” tanya gue lagi
“...”
“Jawab Mor...”
Morgan memotong pembicaraan gue, “Karena aku lebih pengen nemenin kamu di sini. Karena yang lebih butuh aku sekarang kamu. Bukan Citra.”
Seketika air mata gue jatuh. Perlahan makin banyak. Morgan memegang pundak gue. “Maafin aku.”
Morgan mensejajarkan tingginya dengan gue yang duduk di tempat tidur,”maafin aku yang udah jadi penyebab putusnya kalian berdua.”
Morgan langsung memeluk gue,”kamu gak perlu minta maaf. Ini semua bukan salah kamu. Memang takdir yang berkata. Yang terpenting, sekarang aku di sini sama kamu.”
“kamu gak akan nyesel?” tanya gue dalam pelukannya
“Nyesel? Nyesel kenapa?”
“udah ngelewatin pertemuan terakhir kalian saat ini. Sebelum nanti Citra balik ke Indonesia?”
“Gak adayang perlu di sesali,Rexa. Kamu tenang aja.” Kata Morgan

Kamu bohong Morgan. Semua gak baik-baik aja. Sebenernya seharusnya kamu di bandara. Bukan di sini. Itu mau kamu.

Citra’s POV

1 jam lagi. Gue memulai perjalanan gue ke Korea. Pelarian gue.

Sebenerny, gue pengen ngasih tau Morgan tentang hal ini dan jujur juga, gue gak mungkin bisa seceptnya ngelupain dia.

Apa kabar dia sekarang? Gue denger, dia sekarang lagi nemenin Rexa di rumah sakit. Apa... ah udahlah. Gak mungkin dia tau gue bakal ke korea. Mungkin juga dia udah mulai nerima Rexa dihidupnya.

Secara, yang namanya cowok gampang banget move on.

“Citra!” tiba-tiba Reza dateng. Ngos-ngosan depan gue.
“Reza. Ngapain loe ke sini?”
“Menurut loe? Ya mau ketemu loe lah! Cape nih gue lari-lari.  Takut telat ketemu loe.”
“Lagian. Ngapain loe cape cape ke sini.”
Waktu gue sama eza lagi ngobrol tiba-tiba ada fans nya yang minta foto ke Reza

“makasih ya kak. Eh kak Reza, ini kak Citra kan? Pacarnya kak Morgan?” tanya fans itu.
-_-Morgan lagi morgan lagi. Gak tau apa ni anak gue pengen move on.
“hehehe iya. Ini kak Citra.”

Percakapan itu berakhir dengan kecanggungan-_-

**

Akhirnya. Gue udah duduk di pesawat. Gue gak sabar buat menginjak negeri ginseng itu. Yap. Semoga, musim dingin di korea ini jadi saksi kebahagian gue.

Author’s POV

Sepeninggal Citra ke Korea, Morgan disibukan dengan latihan bersama SMASH. Yap. Menyiapkan tour besar mereka. Tour langkah mereka untuk bisa go internasional. Korea. Ta, negeri yang sama dengan negeri yang Citra kunjungi itu. Tapi,Morgan tidak yakin bisa menemui Citra di sana.

Yap. Kita lihat saja nanti..

**

Suatu malam, Rexa sedang termenung di kamarnya. Memikirkan tentang kejadian kejadian dirinya bersama Morgan. Juga Citra. Sekarang apa yang harus dia lakukan. Untuk terus menjadi pengganggu hubungan mereka pun bukan hal yang baik. Tapi, merelakan morgan? Itu lebih buruk.

Dia pun baru mendapat kabar bahwa Morgan benar-benar menolak perjodohan itu. Jadi, kemungkinan besar Morgan masih mengharapkan Citra. Memang benar, semua ini dilakukan Morgan hanya untuk membuat Rexa nyaman. Tidak ada perasaan di sana.

Rexa ingin melihat Morgan bahagia. Lebih bahagia lagi bila Morgan bahagia karenanya. Tapi, semua kebahagiaan Morgan hanya ada pada diri Citra.

Seketika terpkir oleh Rexa untuk menyusul Citra ke Korea.. Membicarakan hal ini,berdua.
Tapi, mana mungkin?

**

Citra’s POV

Hufft.. akhirnya sampai juga di Bandar Udara Internasional Incheon. Memang gak salah bandara ini sebagai bandara terbaik sedunia. Memang nyamn banget di sini.

Gue mendorong koper gue untuk mencari orang kenalan papa yang sudah papa suru untuk menemani gue selama di korea. Katanya, dia cewek seumuran gue dan orang asli korea. Seru juga, ngobrolnya pasti nyaman.

Gue mencari cewek itu ditengah banyaknya orang yang sedang membawa nametag berisikan nama orangyang akan dijemputnya. Dari sekian orang itu gue menemukan nama gue dibawa oleh seorang cewek korea cantik.

“Citra” (영상)

Gue langsung nyamperin cewek itu. Cewek itu juga langsung nyamperin gue.

“Hi. Are you Citra from Indonesia?”(Hei, apa kamu Citra dari Indonesia?)tanyanya
“Oh,yes I’m. What’s your name?”(Oh,iya. Siapa namamu?) tanya gue. Untung aja cewek ini bisa bahasa inggris.
“Oh, I’m Yoo Hyun-sik. You can call me Hyun.”(Oh, aku Yoo Hyun-Sik. Kamu bisa memanggil saya Hyun)
“Ow,okay. Nice to meet you Hyun.” (Ow,oke. Senang bertemu denganmu)
“Okay. Nice to meet you too,Citra. BTW, dont you feel cold? You didn’t wear sweater.”(Okay.Senang bertemu kamu juga. BTW, kamu tidak merasa kedinginan? Kamu tidak memakai switer) Tanyanya lagi.
“Oh, I just want to say that. Where is the fitting room? Or.. toilet..”(Oh. Aku baru saja mau berkata itu.Dimana kamar gantinya? Atau.. toilet..)  tanya gue. Ternyata di luar sana dingin banget.
“Oh,no. You can change your clothes at Hotel. There’s heating facilities here.”(Oh,tidak perlu. Kamu bisa mengganti pakaianmu di hotel. Disini ada fasilitas pemanas.) Katanya
Pantas daritadi gue gak merasa gak terlalu kedinginan. “Oh okay, lets go to the Hotel.” Kataku mengajaknya pergi.

Yoo Hyun-sik ternyata orangnya ramah. Biasanya gue gak bisa berkomunikasi dengan lancar kalau sama orang asing. Tapi dia nyenengin dan bisa ngajak gue bercanda walaupun baru ketemu.




BTW, gue nyampe ke sini jam 3 sore waktu seoul. Hufft.. Ternyata dinginnya korea lebih dingin dari yang gue bayangin. Buktinya waktu gue keluar dari mobil, dinginnya kebangetan. Walaupun gue udah dikasih pinjem mantel yang dipake Hyun. Pantes aja mama khawatir banget.

Tapi, untuk tinggal di sini beberapa bulan ke depan mungkin gue udah terbiasa. Hehe...


Oke Seoul petualangan kita baru saja akan dimulai!




(To Be Continue)

Thanks For reading. See you in “Hate or Love Chapter 15”

Hate or Love Chapter 13



Hate or Love chapter 13

reality says otherwise”

“Morgan, tangan kamu kenapa bisa kaya gitu?” tanya Rexa. “Udah biasa kok, hadiah dari fans. Hehe” kata Morgan nyengir. “hadiah sih hadiah. Tapi hadiahnya bukan ini juga kali” kata Rexa. Morgan juga bingung sih, kenapa mereka itu harus ninggalin tanda di idolanya? Apalagi kalau sampe nyakar kaya gini. “Kamu yakin ini bekas cakaran?” kata Rexa, lebih meneliti tangan Morgan. “Iya, tadi waktu kita lari ke mobil ada yang gak sengaja nyakar. Aku kan udah bilang” kata Morgan. “Tapi, kalau menurut aku, ini bukan bekas cakaran loh gan.”. Morgan jadi bingung, “emangnya kenapa?” tanya Morgan. “Aduh Gan, udah sering dicakar masa gak bisa bedain mana cakaran sama yang bukan.” Kata Rexa. “Nih ya, kalau cakaran tuh, tepian lukanya pasti gak beraturan dan gak akan sedalem ini. Sedangkan ini tuh beraturan dan dalem. Keliatannya sih kayak kegores benda tajem” kata Rexa. Morgan sekilas melihat lukanya. ‘iya juga ya, luka cakaran gak mungkin kayak gini. Apa ada orang yang sengaja ngegores gue?’ batin Morgan. “Ya udahlah, paling haters. Luka gini doang.” Kata Morgan menggerakan tangannya.

Kali ini, Rexa sengaja dateng ke apartement Morgan. Karena Rexa tau kalau hari ini smash cuman manggung di pagi hari doang. Jadi, paling member smash pada istirahat di basecamp. “Oh iya, kamu udah makan belum?” kata Rexa. “Palingan, tadi cuman makan di lokasi doang. Kenapa?” tanya Morgan balik. “Hem.. aku masakin ya..” kata Rexa malu-malu. Morgan tersenyum, “Emang kamu bisa masak?” tanya morgan jail. “Yeh.. Gini-gini juga pernah masak kali. Tapi.. gak tau enak gak tau engga sih, hehe” kata Rexa. “Ya udah, masakin gih. Yang enak ya.” Kata Morgan.

**

Malem ini, anak-anak lagi ngumpul di apartement Dicky. Kita lagi main disini. Dicky sama Bisma lagi battle di P.S. Ilham lagi keluar beli makanan sama Rafael, Rangga lagi nyolongin makanan anak-anak.__. Gue sama Reza, main ipad sambil mikirin lagu terbaru di album ke-2. Ini lah kebiasaan kita kalau lagi santai. Secara jarang banget kita dapet waktu senggang selama kita jadi artis.

Waktu kita lagi diskusi soal lirik lagunya, tiba-tiba Reza belok ke topic yang lain. “Gan, gue liat tadi Rexa ke apartement loe ya??” tanya Reza masih mengetik lirik lagunya di Ipad. “Iya” kata gue santai. “Hah? Loe ngapain aja sama dia?” kata Reza keponya mulai kumat. “Gak ngapa-ngapain. Cuman ngobrol-ngobrol” kata gue. “Loe udah ketemu Citra?” kata Reza. “Belum..” gue mulai mikir. Bener juga, harusnya kalau gue ada waktu senggang gini, bisa gue manfaatin buat jalan sama Citra. “Haduh. Dasar Morgan. Malah berduaan sama Rexa lagi” kata Reza sambil ketawa. “Gue bukannya berduaan. Lagian biasa kok gue sama dia. Kita kan udah sahabatan.” Kata gue. “Iya sahabatan. Tapi inget Gan, rexa tuh nyimpen perasaan sama loe.” Kata Reza. Nih anak maksudnya apaan coba?? “Emang, kalau dia nyimpen perasaan ke gue? Loe sirik?” kata gue. “Bukan gitu. Tapi, seengaknya loe jaga perasaan si Citra juga kalee” kata Reza santai. ‘iya juga sih ya’ pikir gue. “Dasar loe Gan, makanya. Belajar sama ahlinya dong. Banyak pengalaman nih.” Kata Reza. “Jadi playboy aja bangga nya selangit lu” kata gue ngelemparin bantal ke mukanya Reza.

**

“Loe ngapain sih? Mau cari sensasi?!” Tanya Ilham sedikit emosi. Sekarang di kampus sedang panas-panasnya. Tadi, Riko dengan sengaja mematahkan CD album SMASH. Di depan Morgan dkk. “Sorry bro, gue cuman gak suka aja.” Kata Riko dengan senyuman mengejek. “Kalau loe gak suka, ngapain loe matahin cd kita segala? Gak usah liat kita aja, gampang kan?” kata Rangga.  “heh, asal loe semua tau. Musik di Indonesia tuh gak akan bisa maju kalau terus dikuasain artis kayak loe semua. Gak ada yang bisa dibanggain.” Kata Riko lagi. “Loe tuh ya, mau loe apa sih?!” kata Ilham dengan emosi yang makin memuncak. Tapi, Morgan mencegahnya, “Udahlah Ham. Ngapain ngeladenin dia. Gak penting.” Kata Morgan. “Oh iya, btw, thanks loe udah mau beli album kita.” Kata Morgan balik mengejek. SKAK MAT. Riko langsung diam gak tau mau bales apaan lagi :|

**

Riko tuh capernya selangit deh-_- cari sensasi banget jadi cowok.

Kali ini, gue sama Morgan lagi makan di salah satu cafe deket kampus. Waktu lagi makan, tiba-tiba Handphone Morgan bunyi. Kebetulan, handphone nya deket sama gue. Waktu gue liat namanya REXA. Hem.. Ngapain Rexa telfon morgan segala?

“Ver, aku angkat telfon dulu ya” kata Morgan sambil menjauh dari tempat duduk kita. Sebegitu pentingnya ya sampai harus nyari tempat sepi dulu buat angkat telfon dari Rexa? Kenapa gak depan gue aja? Tenang Citra. Morgan gak seperti apa yang loe bayangkan kok. Mana mungkin selingkuh sama Rexa-_- mereka itu kan sahabat dari kecil. Gue gak oleh cemburu gak jelas kaya gini..

Setelah cukup lama. Morgan duduk kembali dan melanjutkan makannya. “Ada apa?’ tanya gue. Sebisa mungkin terlihat santai dan gak ada unsur kecemburuan di sana (?) “Engga ada apa-apa kok. Tadi kita udah ngobrol sampai mana?” kata Morgan sedikit ngalihin pembicaraan. Apa yang ditutup tutupin sih sampai harus ngalihin pembicaraan? :/

**

(Morgan)

Gue duduk di ruang keluarga. Nikmatin suasana rumah yang udah lama gak gue kunjungin ini. Hampir setiap saat gue habisin hari di kampus/basecamp atau panggung ke panggung. Mumpung lagi ada kesempatan pulang, harus dinikmatin secara maksimal.

Ruang keluarga tampak sepi. Cuman ada gue di sini. Semua orang udah pada masuk kamar masing-masing. Maklum lah, udah jam 10 malem. Sepertinya gue udah mulai terjangkit virus insomnia nya si Bisma.
Mama keluar dari kamar. Ternyata mama masih bangun. Kirain udah kebawa ke alam mimpi. “Hai,ma. Belum tidur?” kata gue mengalihkan pandang langsung ke mama. Mama duduk di sebelah gue. Memerhatikan gue dari atas sampai bawah. Aneh. “mama kenapa? Kok ngeliatin aku gitu banget?” kata gue aneh. Mama cuman membalasnya dengan senyum. “Engga, mama cuman gak nyadar aja” kata mama. “gak nyadar apa ma? Emang ada yang beda ya dari aku?” kata gue ikutan bingung.

Mama megang kedua pipi gue lembut, “Mama cuman gak sadar aja kamu udah sebesar ini. Perasaan, baru kemarin kamu main main di lapangan depan.” Mama ini kenapa sih, tiba-tiba flashback. Gue pun megang tangan halusnya di pipi gue, “Aku juga. Gak nyangka udah gak bisa manja-manjaan lagi ke mama.” Mama pun melepaskan tangannya dan menggenggam tangan gue. Nampaknya bakal ada pembicaraan serius.

“Ada yang mau mama omongin ke kamu, gan” kata mama. Gue langsung memperhatikan mama seserius mungkin. “em.. Gimana hubungan kamu sama Citra?” tanya mama. Tumben mama nanya tentang Citra, biasanya mama cuek cuek aja. “Hem.. Ya baik baik aja. Emang kenapa?” tanya gue balik. “Boleh gak mama ketemu sama Citra? Kita makan malam bertiga di sini. Besok mungkin” pinta mama. Kok tiba-tiba ya? Memang ada apaan sih? Gak banyak gosip yang macem-macem kan? Kok kayaknya ada sesuatu yang penting. “Kalau gitu, oke. Nanti aku ajak Citra.”

**

“Hah? Mama kamu mau ketemu aku?” tanya Citra kaget. “Iya, katanya pengen dinner bertiga. Gak masalahkan?” tanya gue. “Engga sih.. Tapi.. Eh, aku gak punya slah apa-apa kan ke mama kamu?” tanya Citra. Gue seketika ketawa. Citra aneh ngeliatnya “Loh, malah ketawa sih. Ini serius, Morgan.” Dasar, aneh aneh aja pikiran Citra, “ Gak ada kok, emang mama aja yang lagi pengen ketemu sama kamu.” Kata gue. “hem.. oke deh.” Kata Citra. “Oke, nanti jam setengah tujuh malem, aku jemput kamu” =)

**

Hufft.. Kok rasanya tegang gini ya.. padahal ini bukan yang pertama kalinya ketemu sama mama Morgan. Daritadi gue mondar mandir gak jelas di kamar, liatin cermin dan ngeliat dress bunga-bunga yang gue pake. Cukup simple kan?? Gk berlebihan?? Lagian... cuman dinner di rumah Morgan kan =)

Gak berapa lama, Morgan udah ada di depan rumah, Kita pun pergi menuju rumah Morgan. Hem.. Gak akan ada apa-apa kok Citra =)

**

Ketiga orang itu, sedang mengobrol di meja makan rumah morgan. Citra,Morgan dan ibunya. Mereka bertiga terlihat sudah akrab satu sama lain. Citra pun yang tadinya canggung perlahan mulai merasa nyaman.

Dipertengahan acara makan malam mereka, Morgan pergi ke supermarket untuk membeli snack sebagai pelengkap. Tinggalah mama Morgan dan Citra berdua di rumah. Mereka duduk di dekat kolam renang rumah Morgan. Suasana sepi. Sedikit dingin untuk udara di Jakarta.

Mama Morgan mulai membuka pembicaraan, “Citra.. tante mau ngomong sesuatu sama kamu.” Masih dengan senyum yang manis, sama seperti Morgan. “Mau ngomong apa tante?” tanya Citra. kalau boleh jujur, waktu itu citra lumayan tegang mengobrol berdua dengan mama morgan. “Hem.. kamu kenal Rexa, gak? Dia satu kampus sama kalian” kata mama Morgan. Seketika senyuman di bibir Citra sedikit berkurang, “hem.. kenal kok, tante. Memang kenapa?” tanya Citra lagi. “Kamu tahu hubungan Rexa sama Morgan?” tanya mama Morgan lagi ,kali ini mukanya nampak serius. “Tau, mereka sahabat dari kecil ya,tan?” kata Citra masih menyunggingkan senyum, walaupun sebenarnya senyum itu sudah tak mau lagi Citra keluarkan. “Hem.. sebenernya tante mau ngomongin tentang itu. Tapi maaf sebelumnya kalau kamu sedikit tersinggung.” Kata mama Morgan. “Hem.. emang kenapa tante??” tanya Citra penasaran.

“Sebenernya.. Morgan sama Rexa itu, udah tante jodohin dari kecil.” Kata mama Morgan sedikit menyesal. Seketika Citra mematung. Mencoba mencerna kata-kata yang keluar dari mama morgan. “Tante pikir, ini keputusan terbaik. Tante pun gak bisa berbuat apa apa lagi. Kalau Rexa gak punya penyakit, mungkin tante bisa rubah keputusan itu.” Kata mama Morgan melihat Citra yang terlihat kaget dengan perkataannya dan matanya mulai berkaca-kaca. “eh..ah.. gak apa-apa kok tante, aku ngerti. Memang Rexa lebih butuh Morgan daripada aku” kata Citra tersenyum sambil menghapus air matanya. Mama Morgan menghampiri Citra dan menghapus air mata Citra, “Bagi tante, sampai kapanpun kamu adalah pasangan terbaik Morgan.” Mama morgan langsung memeluk Citra dan mencium keningnya. Dia mengerti perasaan Citra saat ini, kenyataan yang sulit diterima.

**

“Kak! KAKAK! Kak Citra!” teriak Tahsya. Sekarang Tashya dan Citra sedang ada di salah satu foodcourt mall di bilangan jakarta selatan. “eh... iya iya apaaan?” kata Citra tersedar dari lamunannya.

“Loe kenapa sih? Mellow mulu perasaan.. daritadi ngelamun terus. Gak nyadar apa gue ada di sini??” kata Tashya kesal. “Iya deh iya, maafin gue. Sekarang mending pesen makan aja yuk!” kata Citra. “Eh bentar-bentar. Gue tau kenapa loe mellow gini.” Kata Tashya. “Apaan sih loe, gue gak galau tau.” Kata Citra membela diri. “Loe lagi berantem sama Morgan kan?! Ayo ngaku!”

“Apaan sih loe! Engga gue gak lagi berantem sama Morgan. Sotoy sih” kata Citra. “Alah, gue tau sifat loe. Tadi malem loe abis nangis kan?? Tuh.. mata loe sembab.” Kata Tashya membongkar satu persatu. Citra langsung mengambil cermin di tasnya dan melihat matanya “aaa.. iya. Mata gue sembab, gimana dong..?” kata Citra cemberut. “BINGO! Gue bener, tadi malem loe abis nangis. Hahaha” kata Tahsya menang. “Iya deh iya, gue ngaku. Tapi loe jangan bilang sama siapa-siapa ya. Gue mau curhat nih.” Kata Citra. “Hem.. gimana ya..” kata Tahsya mengusap usap dagunya. “Oke, nanti gue traktir loe ke salon deh. Kapanpun.” Kata Citra. “Oke. Tawaran yang menarik, mau curhat apaan?” kata Tahsya

“Kayaknya, Morgan gak bisa lagi deh ke rumah.” Kata Citra. Sontak Tahsya kaget “WAAA, MAKSUD LOE? KENAPA??” “ssttt..! gak usah lebay kali! Ya, kayaknya bentar lagi gue putus sama dia.” Kata Citra mulai mellow. “aa.. loe kenapa mau putus sama Morgan! Dia tuh cakep, baik ah pokoknya perfect. Masalah apaan??” kata Tahsya ribet. “Hem.. ya karena Morgan udah punya yang lain.” Kata Citra “yang bisa buat dia bahagia lebih dari gue”. “Hah? Maksud loe Morgan selingkuh?”. Citra langsung membenarkan, “bukan bukan. Morgan gak selingkuh kok, ya begitulah pokoknya. Gue gak bisa cerita ke loe.”

**

Setelah kejadian itu, Citra mulai menjauh dari Morgan. Morgan yang tidak tahu sama sekali hal itu, bingung dengan sikap Citra. Selain itu, Morgan melihat Riko mulai mendekati Citra. Karena hal itu, morgan mulai risih dan perlu bicara dengan citra. Setiap kali Citra diajak bicara dia selalu menghindar. Di sms maupun di telfon, tidak pernah dianggap oleh Citra.

Suatu hari, Morgan keluar lebih dahulu ketimbang Citra. Morgan menunggu di depan kelas Citra dan saat Citra keluar Morgan langsung menarik tangan Citra pergi. Citra berontak dan mencoba melepaskan tangannya. Tetapi, cengkraman tangan Morgan lebih kuat daripada tenaganya. Di tengah jalan, Riko mencegat mereka berdua.

“Loe mau apa lagi?” kata Morgan masih tenang. “Ngapain loe paksa paksa Citra segala?” tanya Riko sok pahlawan. “Terserah gue. Citra itu pacar gue. Gak ada urusannya sama loe.” Kata Morgan. “Lepasin dia.” Kata Riko mencoba melepaskan tangan Morgan dari tangan Citra. Morgan langsung mendorong Riko. “Mau loe apa?! Guegak adaurusan sama loe!” kata morgan dengan emosi. Dari sana mereka berkelahi dan morgan yang menang dia pun menarik Citra kembali ke dalam mobil menuju taman kota.

-Di taman kota-

Morgan dan Citra duduk di slah satu bangku taman. Sama sama masih diam. Tidak ada yang mau memulai pembicaraan terlebih dahulu. Mungkin mereka menunggu satu sama lain. Morgan melihat ke arah Citra yang daritadi tertunduk.

Morgan mengusap pelan rambut Citra,“Apa kabar?” tanya Morgan. Citra melihat ke arah Morgan, masih diam. “Kamu ada apa? Kenapa akhir akhir ini kamu kaya menjauh?” tanya Morgan pada Citra. Citra masih diam tidak menjawab pertanyaan Morgan. “Ada yang salah sama aku?” tanya Morgan sekali lagi. Citra kembali menunduk, mengabaikan setiap pertanyaan yang Morgan berikan. “Citra, Jawab aku!” kata Morgan dengan nada yang lebih tinggi. Dengan nada yang hampir sama Citra pun menjawab, “Gak ada yang salah!”

Sekarang giliran Morgan yang diam. “Aku cuman pengen sendiri aja akhir akhir ini.” Kata Citra dengan nada normal kembali. “Oke.. Tapi, yang aku lihat. Kamu sekarang banyak ngelamun? Ada masalah?” tanya Morgan. Citra menggeleng pelan. Morgan menghembuskan nafas, “Kamu bohong.” Katanya sambil memandang lurus ke depan berpaling dari wajah Citra.

Citra melihat ke arah Morgan. “Memang mungkin gak ada yang salah di aku. Tapi, mama aku kan..” kata Morgan lagi. Citra kembali teringat masa masa di rumah Morgan. Mungkin saatnya untuk mengakhiri semuanya. Sekarang.

“Morgan...” kata Citra pelan. Morgan menoleh ke arah Citra. “Belakangan ini, aku ngerasain hal yang beda. Dari aku maupun kamu.” Kata Citra. Nadanya terdengar seperti menahan tangis yang kapanpun bisa dilepaskannya di depan Morgan. “Maksud kamu?” kata Morgan. Walaupun sebenarnya dia pun sudah mengerti apa yang Citra katakan.

“Pertama kita pacaran, udah banyak yang gak suka. Terlebih lagi fans kamu. Selain itu, Aku juga udah gak bisa ngertiin pekerjaan kamu lagi. Selama kita pacaran, sering kali kita gak bisa ketemu selama hampir 1 bulan. Kamu yang selalu tour bareng SMASH. Dan aku gak bisa..” kata Citra. Matanya mulai berkaca kaca.

“Kenapa kamu baru mempermasalahkannya sekarang? Bukannya kamu yang bilang, apapun yang mereka bilang, gak akan bisa merusak hubungan kita?? Dan.. selama kita gak lost contact, kenapa kamu ngeluh?” kata Morgan.

“Morgan.. kamu gak bisa ngerasain gimana ada di posisi aku. Aku udah capek sama semuanya. Kamu bisa kok cari yang lebih baik lagi dari aku.” Kata Citra. Morgan semakin tidak mengerti dengan sikap Citra akhir akhir ini. Dan sekarang Citra malah meminta hubungannya berakhir begitu saja.

Citra berdiri berniat pergi meninggalkan Morgan. Tetapi, Morgan menahan tangan Citra dan sekarang mereka berdua saling berhadapan. Citra tak kuasa lagi menahan tangis yang sedari. “Aku yakin ini bukan alasannya.” Kata Morgan. “Aku tau sifat kamu Citra. Kamu orang yang kuat ngehadepin fans fans aku. Gak mungkin cuman karena mereka kamu kaya gini. Bukannya kamu yang bilang, kamu bakal kuat?”katanya lagi.

“Please,Morgan. Mulai sekarang jauhin aku! Aku udah bener-bener gak kuat! Sekuat-kuatnya aku dimata kamu, hati ini sakit! Aku juga perempuan biasa. Aku gak bisa ngadepin masalah yang selalu dateng setiap saat. Kau gak bisa..” tangis Citra semakin menjadi. “Mama kamu udah punya calon buat kamu Morgan! Dan itu bukan aku. Kamu pasti bakal bahagia sama dia. Lebih bahagia, dan cintanya lebih besar daripada aku..” kata Citra menghapus air matanya. “Percaya, aku bakal terus bareng kamu.. walau kita gak sama-sama.”

Morgan diam. Kenapa dia tidak pernah tahu tentang rencana mamanya ini? Dan kenapa harus Citra yang terlebih dahulu tahu tentang hal yang menurutnya penting baginya. Morgan mendekat kepada Citra dan memeluknya erat.

‘Tuhan, kalau memang ini pelukan terakhir bagiku. Tolong jaga dia, jangan biarkan hatinya tersakiti lagi. Cukup baginya air mata yang keluar terus menerus. Jangan biarkan dia menangis lagi.’ Batin Morgan. Morgan mencium kening Citra lama.. Biarlah ini menjadi lama jika ini memang yang terakhir.



***

Sepulang dari kampus, Morgan berniat untuk bicara kepada mamanya. Dia merasa keberatan dengan keputusan mamanya ini. Memberitahu Citra terlebih dahulu sementara dirinya tidak tahu tentang rencana itu. Tetapi, tiba-tiba manager SMASH meminta Morgan untuk hadir dalam rapat membahas video clip terbaru mereka.

Sementara Citra, mulai berusaha untuk merelakan Morgan pergi. Entah mengapa, semenjak saat itu Citra merasa tidak ada lagi semangat menjalani hidup. Memang terlalu berlebihan. Tetapi, itulah yang terjadi.

**

“Morgan, loe kenapa sih? Daritadi gak fokus terus.” Tanya Dicky yang aneh melihat Morgan yang selama membahas video clip terbaru mereka malah melamun. “Hem.. gak apa-apa kok.” Kata Morgan membantah hal tersebut. “gak apa-apa gimana, setiap loe ditanya tentang konsep malah gak jawab. Itu namanya ada apa-apa.” Kata Ilham. “Gue lagi gak ada ide aja. Udah lah, kalian gak usah berlebih gitu ke gue. Baik baik aja kok.” Kata Morgan lagi. Mereka semua pun kembali ke dalam apartement masing-masing.

**
Di apartement, gue kembali teringat tentang perjodohan itu. Kenapa bisa?? Mama pun sama sekali gak ngasih kode(?) apa-apa tentang masalah itu.

Rexa
+620832173964965

---

Males juga ngangkat telfonnya.  Di saat kayak gini kenapa harus ada telfon dari Rexa, bukan dari Citra. Bukannya gue jahat sama Rexa, tapi memang kenyataan nya setelah dia kembali lagi dalam kehidupan gue hidup gue gak sedamai dulu lagi.

Berkali-kali Rexa nelfon gue. Tetep gue abaikan. Sumpah, malem ini gue males ngomong sama siapapun. Mood gue udah ancur banget. Mungkin harus ada kepastian dari semua ini. Gak bisa didiemin terus.

**

Gue mengambil kunci mobil di meja dekt TV dan langsung mengambil jaket untuk pergi menuju rumah mama. Gue harus bicarain ini. Ini hal yang penting bagi gue. Kenapa hal yang menyangkut gue tetapi gue sendiri gak tau kejelasannya. Bahkan gak pernah dikasih tau.

Selama ini, mama gak setuju dengan hubungan gue sama Citra? Kenapa gak bilang dari awal. Dengan misahin kita menggunakan alasan kaya gini, mungkin lebih menyakitkan. Terutama buat Citra. Apa maksudnya semua ini. Apa.. Rexa udah tau tentang semua ini?

Jalanan ibu kota seperti bukan jam sebelas malam. Masih banyak mobil yang berkeliaran di jalan. Yap. Jalanan ibu kota memang tidak pernah tidur. Masih saja ada kemacetan, walaupun sedikit.

Selama hampir satu jam, akhirnya gue sampai di rumah. Sepi. Jelas, ini sudah larut malam. Orang-orang pasti sudah tidur. Gue membunyikan klakson mobil. Terlihat pak satpam melihat mobilku dan langsung membuka pagar dan mempersilakanu untuk masuk.

Gue lihat ke arah garasi rumah, tidak ada mobil papa di sana. Berarti papa belum pulang dari Jerman. Di rumah, mungkin hanya ada mama. Hem.. mungkin bisa lebih leluasa bicara kalau begitu. Tapi, semoga saja mama belum tidur.

Aku mengetuk pintu. Lampu ruang utama masih menyala. Itu tandanya mama belum tidur. Oke, lebih cepat lebih baik.

Mama membukakan pintu dan langsung menyapaku.

“Morgan, ada apa malam malam ke sini ,nak?” tanya mama sambil mempersilakanku masuk

“ada yang mau Morgan bicarain sama mama.”

“Hem.. Apa? Kelihatannya serius.” Kata mama duduk di sofa.

“Apa maksud mama tentang aku yang dijodohin sama Rexa?”

Mama kelihatan sedikit terkejut. Tapi langsung tersenyum.

“Ternyata kamu sudah tau tentang itu. Pasti dari Citra.” Kata mama berdiri dan mendekatiku

“Kenapa mama gak pernah cerita sama aku? Kenapa Citra yang pertama kali mama kasih tau, bukan aku?” sekarang nada bicara gue sedikit naik.

“mama bukan gak mau bilang ke kamu. Cuman waktunya menurut mama belum tepat.” Kata mama menjelaskan.

“Kalau mama bisa ngejelasin ke Citra, kenapa mama sebut waktunya belum tepat? Mama gak ngerti perasaan dia waktu tau kabar itu?”

“mama bukan gak ngerti. Mama cuman takut kalian tau saat kalian sudah terlalu dalam mencintai satu sama lain. Itu akan lebih sakit Morgan.” Kata mama


**

Gue gak tau harus gimana sekarang. Apa gue harus pasrah ngelepasin Citra gitu aja? Bukan hal yang mudah. Dan mungkin gak akan pernah bisa. Citra terlalu penting buat gue. Bagian penting dalam hidup ini. Kalau hilang? Tandanya ada bagian yang cacat.

**


Aku tau ini udah terlalu malem. But, good night Citra.
Have a sleep tight-Morgan

Dia belum tidur? Jam segini (00.41) sms gue? Mungkin.. syuting.

Sampai sekarang, mata ini belum juga bisa menutup sempurna. Ayolah, gue ingin tidur! Gue pengen lari dari kehidupan rumit ini, walaupun hanya sebentar. Tolong!

Morgan. Kamu memang baik ya. Karena itu, aku susah buat lupain kamu. Mungkin, gak akan pernah bisa. Kenapa takdir begitu jahat?Memisahkan kita dengan cara yang tidak adil seperti ini.

Pertama aku berfikir, aku mungkin bisa bahagia bila kamu bahagia walaupun bukan karena aku. Tapi, ternyata aku terlalu egois. Aku akan lebih bahagia kalau kamu ada disini. Bareng aku. Bukan Rexa.

Dulu aku berfikir, Rexa yang lebih butuh kamu sekarang. Ternyata, aku berkali kali lipat butuh kamu dibanding Rexa. Kenapa aku begitu bodoh bisa berkata seperti itu.

Aku baru percaya sekarang. Ini yang namanya susah Move on. Hanya 2 kata, tapi susah untuk dilakukan. Hem..

Tuhan, aku tahu kamu tidak mungkin mengujiku melebihi kemampuanku. Kuatkan lah aku menghadapi semua ini. Bantulah aku menyelesaikan semua ini.

**

Morgan, mama harap kamu dateng ke rumah sakit sekarang. Rexa dirawat. Mama gak bisa kesana. Kamu jenguk dia. –mama

Gue baru aja bangun. Argh.. kenapa harus lagi. Kayaknya pagipun gak ngerelain gue buat damai. Walau hanya sebentar.

-Morgan gak bisa ke sana. Ada kuliah nanti siang.

Berikan gue kedamaian. Gue udah terlalu mumet sama pekerjaan gue. Ditambah sama masalah Rexa. Gue pingin tidur!!!

Setelah ke kampus kamu bisa ke sana kan. Jangan buat Rexa kecewa Morgan. – Mama

Ah! Mama gue pun bukan orang yang bisa ngerti gue. Kenapa harus kaya gini. Lama-lama kaya gini capek juga..

__

Mana Citra? Belum kelihatan. Gue harus ngomong sama dia. Kita gak mungkin terus diem dieman kayak gini. Tanpa status yang jelas.

Biasanya, dia ada di taman jam segini. Apa mungkin dia ada di taman?

Gue pergi ke taman kampus. Ada waktu 1 jam lagi sebelum masuk kelas. Semoga Citra ada di sana. Yap. Bener dia ada di sana.

Senyum gue seketika terukir lagi. Akhirnya aku bisa tersenyum lagi Citra. Itu pun cuman karena kamu.

Gue mendekat ke arahnya dan langsung menyapanya, “Citra”
“Morgan..” Citra kelihatan kaget.

Gue refleks memeluknya. Jujur, gue kangen banget sama dia. Gue kangen kedamaian hubungan gue sama dia. Senyum manis dia buat gue. Gak akan pernah bisa digantiin oleh siapapun.

“Morgan..” kata Citra

“Apa?” kata gue.

“Ada yang harus kita omongin. Tentang.. hubungan kita.” Kata Citra

**

“Ada yang harus kita omongin. Tentang.. hubungan kita.” Kata gue. “Apa?” tanya Morgan. Jujur, gue gak bisa liat senyum itu ilang gitu aja di wajah dia. Itu terlalu berharga.
“Kayaknya....hem...mungkin.. kita harus berhenti sampai di sini aja.” Gue gak percaya gue bisa ngeluarin kata-kata itu.

Morgan kelihatan kaget mendengar semua itu. Jujur, gue pun memang gak percaya gue ngomong kayak gitu. Hati ini sebenernya berontak untuk aku ngomong kata-kata itu.

“Maksug kamu kita sampai di sini?” tanya Morgan lagi. Seakan gak percaya
“Ya. Kamu tau kenyataannya kan? Kita udah gak bisa lagi menjadi ‘kita’. Jadi.. kita bisa gimana.” Kata gue. Mata gue mulai berkaca-kaca. Gue pun gak pernah bisa nerima kenyataan ini.
“Citra. Apa karena perjodohan itu? Citra, jangan jadiin itu alesan kita gak bisa jadi ‘kita’. Kalau kita punya pendirian yang teguh untuk mempertahankan ‘kita’, kenapa harus nyerah. Kita bisa yakinin mama aku.” Kata Morgan.
“Morgan.. Orang tua tau yang terbaik untuk anaknya. Cuman karen ego kita aja yang gak pernah mau nurutin mereka. Aku yakin, Rexa lebih baik dari aku.”
“Citra. Jangan pernah lagi bilang kalau Rexa itu lebih dari kamu. Buat aku, gak ada yang bisa melebihi kamu di hati ini. Walaupun nyatanya memang ada yang lebih dari kamu. Aku suka kamu yang ini. Apa adanya kamu. Bukan orang lain.” Kata Morgan meyakini.

“maaf Morgan, memang mungkin jalannya kita harus begini. Makasih ats kenagan kenangan indah yang kamu buat di hidup aku, aku gak akan lupain itu.” Kata gue dan langsung ninggalin Morgan di taman itu. Air mata udah gak bisa gue bendung lagi.

Ini bukan kemauan aku Morgan. Kenyataan yang berkata harus seperti ini.


Selamat tinggal Morgan.







(to be continue)

Huah.. akhirnya chapter 13 bisa di post juga. Hampir 3 bulanan coba ya. Chapter 14 janji gak bakal lama-lama lah. Doain ya ;;)