Hate or Love Chapter 14
Hate or Love Chapter 14
“escape”
Selamat tinggal Morgan.
Author’s POV
Morgan masih terduduk di
taman kampus. Mencoba mencerna semua perkataan yang tadi Citra ucapkan. Apa
hubungan mereka sudah berakhir? Benar-benar berakhir? Mungkin iya.
Tiba-tiba handphone Morgan
bergetar
Aku tahu kamu bakal ke
sini,Morgan. – Rexa
Morgan hanya mengabaikan sms
itu. Yang dia pikirkan sekarang hanyalah Citra. Kenapa kenyataan ini begitu
tidak adil? Memisahkan dua orang manusia yang saling mencintai. Membiarkan air
mata menjadi saksi kesedihan hati mereka berdua.
Morgan dan Citra sama sama
melewatkan kelas mereka saat itu. Masing-masing dari mereka masih kurang bisa
menerima semua ini. Walaupun Citra yang meminta hubungannya dengan Morgan
berakhir tetapi dia juga yang sulit menerima bahwa hubungan mereka harus
berakhir.
**
Seperti janjinya,Morgan
pergi menjenguk Rexa di rumah sakit. Sebenarnya dia lebih ingin bertemu dengan
Citra dan membicarakan hubungan mereka yang bisa diibaratkan seperti benang
kusut itu, tapi dia tahu bahwa akan lebih bahaya lagi jika mama nya tau bahwa
dia belum sempat menjenguk Rexa.
Morgan sampai di Rumah Sakit
itu. Setelah memarkirkan mobilnya di pelataran parkir rumah sakit itu, Morgan
membuka sms dari mama nya yang berisi tempat dirawatnya Rexa.
Ruang 4026
Morgan pun melangkah
masuk ke Rumah Sakit. Banyak pasien yang
memperhatikan Morgan. Banyak orang yang senyum senyum melihat Morgan. Bahkan,
ada slah satu pasien anak kecil ingin berfoto bersama dia. Morgan sudah terbiasa
dengan hal itu, setiap dia pergi pasti selalu ada yang meminta berfoto
dengannya. Resiko jadi Artis papan atas
Sampai lah Morgan di ruang
rawat Rexa. Dilihatnya Rexa yang sedang tertidur pulas. Morgan menyimpan buah
yang tadi dia beli di suppermarket saat perjalanan ke Rumah Sakit. Atas usulan
mama nya.
Morgan jadi berfikir. Apa
perlakuan dia kepada Rexa keterlaluan? Dulu mereka sahabat, tetapi kenapa
sekarang mereka jadi mempunyai jarak? Siapa yang membuat jarak antara mereka?
Morgan jelas tau siapa yang membuat itu. Dia. Dirinya sendiri.
Tapi, mungkin berada di
posisi Morgan adalah posisi yang membingungkan. Bila dia terus berada di dekat
Rexa dia seprti memberi harapan kosong pada Rexa yang jelas jelas sangat
menyukai Morgan.
Di sisi lain, jika Morgan
menjauh. Rexa pun akan bersikap berbeda padanya. Dan karena itu lah ada jarak
diantara mereka.
Mungkin memang saatnya Rexa
mengetahui kalau cintanya tidak akan pernah bisa terbalas oleh Morgan. Di saat
morgan akan beranjak pergi, tiba-tiba tangan Rexa menahannya.
“Jangan pergi Morgan” pinta
Rexa. Rexa perlahan membuka matanya, “Bukannya kamu baru dateng?” tanyanya.
Morgan mendekat kemabli dan
membalas pegangan tangan Rexa, “Aku gak akan kemana mana kok.”
Senyum Rexa tersungging di
bibir pucatnya. Sungguh yang dibutuhkan Rexa kali ini hanya Morgan, “Aku seneng
kamu dateng ke sini. Aku pikir kamu gak bakal dateng”
“Aku pasti dateng. Gak
mungkin aku gak dateng.” Kebohongan baru saja dikatakan Morgan. Ya hanya ini
yang bisa membuat hati Rexa baik
Rexa menaikan tempat
tidurnya agar bisa terduduk. Dia melepas selang oksigen yang terpasang
dihidungnya dan langsung memeluk Morgan, “Aku...Gak mau kehilangan kamu.”
Saat itu juga, air mata Rexa
mulai turun,Morgan yang masih kaget karena pelukan Rexa yang tiba-tiba
merasakan bahwa Rexa sedang menangis dipelukannya.
Di saat seperti ini, Rexa
terlihat begitu lemah. Rexa merasa semangat hidupnya adalah Morgan. Tujuan
hidupnya adalah Morgan. Jika ada yang merebut Morgan dari sisinya, itu tandanya
hidupnya pun ikut direbut.
**
Citra’s POV
Morning Saturday!
Pagi yang cerah ini sayang
buat dilewatin. Lupakan dulu masalah-masalah yang lalu. So, enjoy your Saturday.
Gue keluar kamar, melihat
mama,papa dan Tahsya yang sedang asyik dengan kegiatan masing-masing. Gue
nyamperin mama yang lagi sibuk di bar dapur, “Lagi ngapain ma?”
“Cuman lagi nata kue kok. Oh
iya, mama punya sesuatu buat kamu.” Kata mama. Mama pergi ke kamarnya lalu
mengambil sebuah amplop coklat berukuran sedang dan ngasih itu ke gue.
“Ini apaan ma?”
“hem.. tiket buat ke korea.”
Jawab mama
Gue diem sebentar. Gak
salah? Tiket ke Korea buat gue? “Ma.. maksudnya?”
“Ini tiket ke korea. Liburan
buat kamu. Mama liat kamu lagi banyak masalah akhir-akhir ini. Ambil aja cuti
kuliah. Setelah baikan kamu pulang ke indonesia dan mulai lagi kuliah.”
Aaaa! Gue seneng banget!
Akhirnya gue bisa liburan juga! Ke korea lagi, kece banget deh!
Gue langsung packing dan beli
perlengkapan untuk ke korea. Mulai dari baju dan perlengkapan lainnya. Di korea
sekarang lagi musim dingin dan gue tau pasti lebih dingin dari dinginnya Indonesia.
Korea! Ready for the trip!
**
Author’s POV
Beberapa hari sebelum Citra
pergi ke Korea. Dia mengurus masalah
kuliahnya dahulu di sini. Dia mengambil cuti kuliah. Di kampus dia bertemu Reza
“Citra” sapa Reza
“Eh,Hai za.” Sapa Citra
kembali
“Akhir akhir ini loe jarang
masuk kelas. Kemana? Sibuk amat.”
“Oh,hehe. Gue mau ngambil
cuti kuliah dulu.” Kata Citra
“Cuti kuliah? Emangnya.. loe
mau ngapain sampai ngambil cuti gitu.” Tanya Reza heran. Reza yang notabennya
artis sibuk pun tidak sampai mengambil cuti kuliah._.
“hehe, gue mau pergi. Mau
nenangin diri dulu. Ya.. kabur dulu dari kehidupan di sini. Hehe.” Kata Citra
“Emang loe mau pergi ke
mana?” tanya Reza
“Korea.” Jawab Citra singkat
“Korea?! Morgan udah tau
soal ini?” tanya Reza
Citra terdiam. Raut wajahnya
berubah dalam beberapa detik,benar juga apa kata Reza, “Hem.. gak za. Biar dia
tau sendiri. Lagian kita udah gak ada apa-apa lagi kok.” Kata Citra dengan nada
yang dibuat sesantai mungkin.
Reza kelihatan kaget dengan
jawaban Citra. Bagaimana bisa mereka putus? Pasti hal ini ada sangkut pautnya
dengan Rexa, pikirnya. “maksud loe udah gak ada apa-apa? Kalian putus?”
Citra hanya tersenyum, “udah
deh loe gak usah kelebih kepo gitu. Dah! Sampai ketemu nanti!” Citra pun pergi
meninggalkan Reza
**
Morgan masih setia di Rumah
sakit menemani Rexa selagi dia mempunyai jatah liburan dari smash. Member SMASH
diberi libur selama satu setengah minggu sebelum latihan mempersiapkan tour
padat selama 1 bulan.
Selama Morgan di sana, Rexa
mengalami banyak kemajuan. Rexa menjadi lebih semangat untuk sembuh
dibandingkan sebelumnya.
Siang itu, Morgan sedang
menemani Rexa di rumah sakit. Tiba-tiba Reza datang untuk menemui Morgan.
“Hai za.” Sapa Rexa kepada
Reza
“Eh hai Rexa. Gimana keadaan
loe? Nih gue bawain buah buat loe. Dari anak-anak, hehe” kata Reza menyimpan
buah buahan yang dia bawa.
“Loe repot amat, makasih loh
za.”
“Siap,sama-sama. Eh gue
boleh ngobrol bentar sama Morgan gak?” pinta Reza
Rexa melihat sebentar ke
arah Morgan yang sama-sama bingung, “Oh oke, kalian ngobrol aja.”
Morgan dan Reza pun keluar
dari ruang rawat Rexa
“Ada apaan?” tanya Morgan.
“Bro, loe udah putus sama
Citra? Kenap agak cerita ke gue bro?” tanya Reza.
Morgan langsung berubah
ekspresi sama seperti waktu Reza menanyakan hal ini pada Citra,”Oh itu. Kirain
apaan. Kenapa sih emang? Kayaknya loe ribet banget sama masalah itu.”kata
Morgan
“Loe gak usah ngeles gitu
deh. Loe masih sayang kan sama Citra?” kata Reza
Morgan melihat ke arah reza,
“Loe gak perlu urusin pribadi gue. Biar gue aja yang nyelesain ini semua.” Kata
Morgan dan langsung beranjak dari kursinya.
Sebelum Morgan masuk ke
ruang rawat Reza lagi, Reza sedikit berteriak, “Citra ke Korea!”
Morgan langsung menghentikan
langkahnya. “Dia bakal di sana beberapa waktu ke depan dan gue tau loe belum
tau soal ini.” Kata Reza. Mimik muka Morgan langsung berubah menjadi penasaran
sekaligus kaget
Reza langsung mendekat ke
arah Morgan, “Gue gak tau seberapa lama dia bakal di sana. Tapi gue harap, loe
bisa tahan dia. Kalau loe masih sayang sama dia.” Setelah itu, mimik muka
Morgan menjadi seperti biasa agar Rexa tidak tau tentang hal itu. Morgan pun
langsung masuk ke ruang rawat Rexa ‘tanpa’ mengabaikan perkataan Reza.
“ada apa Gan?” tanay Rexa
dengan senyumannya pada Morgan. Syukurlah, Rexa tidak mendengar percakapan
mereka tadi
“Engga, cuman masalah SMASH
kok. Gak penting-penting amat.” Kata Morgan
“Oh. Hmm Reza mana?” tanya
Rexa lagi.
“Oh, dia langsung pulang.
Katanya salam buat kamu.” Kata Morgan dengan senyum. Agar Rexa tidak curiga.
Tidak lama handphone Morgan
berbunyi
“Citra berangkat besok lusa
jam 9 pagi. Sekarang terserah loe mau gimana”-Reza
**
Akhirnya hari keberangkatan
Citra ke korea telah tiba. Hari itu juga, Rexa keluar dari rumah sakit. Morgan
menjemput Rexa pulang. Di hari-hari sebelumnya setelah Reza datang, Rexa
menjadi lebih memerhatikan sikap Morgan dan dia sendiripun terkesan menjadi
pendiam.
Rexa’s POV
Morgan ada di sini. Bersama
gue. Tapi, gue gak yakin hati dan pikirannya ada di sini juga. Yang gue tau,
hari ini hari keberangkatan Citra ke Korea. Ya gue emang tahu. Gak mungkin gue
gak denger teriakan Reza waktu itu. Gue tau, karena gue juga baca sms Reza ke
Morgan waktu morgan lagi tidur. Kenapa Morgan ngerahasian ini semua dari gue?
Mereka putus pasti penyebab
nya gue. Gue gak tau harus seneng atau sedih ngedenger mereka berdua putus.
Setau gue, mereka saling sayang dan entah kenapa konflik yang ada di hubungan
mereka itu penyebab utamanya selalu gue. Apa gue emang diciptakan buat ganggu
hubungan mereka?
Mungkin juga, Morgan tau
soal pertunangan itu.
Sebenernya gue udah tau dari
lama. Sebelum Citra masuk ke kehidupan Morgan. Mama yang mengusulkan perjodohan
itu ke mama Morgan.
Dulu, gue pikir Morgan bisa
nerima gue. Melihat gue sama dia yang terus-terus bareng enath itu liburan
maupun apa. Selama morgan jadi atis pun gak pernah lost contact. Tapi ternyata,
semua anggapan gue itu salah. Morgan cuman nganggep gue adiknya. Gak lebih.
Sedangkan gue? Gue pengen milikin dia sepenuhnya. Lebih dari sekedar sahabat.
Terlebih lagi waktu gue tau
ternyata ada yang mengisi hati Morgan saat itu. Citra orangnya.
“Rexa.” Sapa Morgan.
,“eh.. hmm apa?”
“kenapa ngelamun. Seneng
dong! Hari ini kamu kan pulang” kata
Morgan
“Morgan.”
“Apa?” jawab Morgan dengan
senyumannya
“Kamu jangan pura-pura ceria
di depan aku.”
“Pura-pura ceria? Siapa?
Aku? Engga..” kata Morgan keheranan.
“Dan jangan coba bohongin
aku.”
Sekarang Morgan diam.
Mungkin dia tau gue udah sadar atas kelakuan dia.
“Kenapa gak ke bandara?”
Morgan masih tetap diam dan
melihat ke arah gue. Sekarang mungkin dia tau gue ternyata tau semuanya.
“Bukannya hari ini Citra
pergi ke Korea?” tanya gue lagi
“...”
“Jawab Mor...”
Morgan memotong pembicaraan
gue, “Karena aku lebih pengen nemenin kamu di sini. Karena yang lebih butuh aku
sekarang kamu. Bukan Citra.”
Seketika air mata gue jatuh.
Perlahan makin banyak. Morgan memegang pundak gue. “Maafin aku.”
Morgan mensejajarkan
tingginya dengan gue yang duduk di tempat tidur,”maafin aku yang udah jadi
penyebab putusnya kalian berdua.”
Morgan langsung memeluk
gue,”kamu gak perlu minta maaf. Ini semua bukan salah kamu. Memang takdir yang
berkata. Yang terpenting, sekarang aku di sini sama kamu.”
“kamu gak akan nyesel?”
tanya gue dalam pelukannya
“Nyesel? Nyesel kenapa?”
“udah ngelewatin pertemuan
terakhir kalian saat ini. Sebelum nanti Citra balik ke Indonesia?”
“Gak adayang perlu di
sesali,Rexa. Kamu tenang aja.” Kata Morgan
Kamu bohong Morgan. Semua
gak baik-baik aja. Sebenernya seharusnya kamu di bandara. Bukan di sini. Itu
mau kamu.
Citra’s POV
1 jam lagi. Gue memulai
perjalanan gue ke Korea. Pelarian gue.
Sebenerny, gue pengen ngasih
tau Morgan tentang hal ini dan jujur juga, gue gak mungkin bisa seceptnya
ngelupain dia.
Apa kabar dia sekarang? Gue
denger, dia sekarang lagi nemenin Rexa di rumah sakit. Apa... ah udahlah. Gak
mungkin dia tau gue bakal ke korea. Mungkin juga dia udah mulai nerima Rexa
dihidupnya.
Secara, yang namanya cowok
gampang banget move on.
“Citra!” tiba-tiba Reza
dateng. Ngos-ngosan depan gue.
“Reza. Ngapain loe ke sini?”
“Menurut loe? Ya mau ketemu
loe lah! Cape nih gue lari-lari. Takut
telat ketemu loe.”
“Lagian. Ngapain loe cape
cape ke sini.”
Waktu gue sama eza lagi
ngobrol tiba-tiba ada fans nya yang minta foto ke Reza
“makasih ya kak. Eh kak
Reza, ini kak Citra kan? Pacarnya kak Morgan?” tanya fans itu.
-_-Morgan lagi morgan lagi.
Gak tau apa ni anak gue pengen move on.
“hehehe iya. Ini kak Citra.”
Percakapan itu berakhir
dengan kecanggungan-_-
**
Akhirnya. Gue udah duduk di
pesawat. Gue gak sabar buat menginjak negeri ginseng itu. Yap. Semoga, musim
dingin di korea ini jadi saksi kebahagian gue.
Author’s POV
Sepeninggal Citra ke Korea,
Morgan disibukan dengan latihan bersama SMASH. Yap. Menyiapkan tour besar
mereka. Tour langkah mereka untuk bisa go internasional. Korea. Ta, negeri yang
sama dengan negeri yang Citra kunjungi itu. Tapi,Morgan tidak yakin bisa
menemui Citra di sana.
Yap. Kita lihat saja nanti..
**
Suatu malam, Rexa sedang
termenung di kamarnya. Memikirkan tentang kejadian kejadian dirinya bersama Morgan.
Juga Citra. Sekarang apa yang harus dia lakukan. Untuk terus menjadi pengganggu
hubungan mereka pun bukan hal yang baik. Tapi, merelakan morgan? Itu lebih
buruk.
Dia pun baru mendapat kabar
bahwa Morgan benar-benar menolak perjodohan itu. Jadi, kemungkinan besar Morgan
masih mengharapkan Citra. Memang benar, semua ini dilakukan Morgan hanya untuk
membuat Rexa nyaman. Tidak ada perasaan di sana.
Rexa ingin melihat Morgan
bahagia. Lebih bahagia lagi bila Morgan bahagia karenanya. Tapi, semua
kebahagiaan Morgan hanya ada pada diri Citra.
Seketika terpkir oleh Rexa
untuk menyusul Citra ke Korea.. Membicarakan hal ini,berdua.
Tapi, mana mungkin?
**
Citra’s POV
Hufft.. akhirnya sampai juga
di Bandar Udara Internasional
Incheon. Memang gak salah bandara ini sebagai bandara terbaik sedunia. Memang
nyamn banget di sini.
Gue mendorong koper gue untuk mencari orang kenalan papa yang sudah papa
suru untuk menemani gue selama di korea. Katanya, dia cewek seumuran gue dan
orang asli korea. Seru juga, ngobrolnya pasti nyaman.
Gue mencari cewek itu ditengah banyaknya orang yang sedang membawa
nametag berisikan nama orangyang akan dijemputnya. Dari sekian orang itu gue
menemukan nama gue dibawa oleh seorang cewek korea cantik.
“Citra” (영상)
Gue langsung nyamperin cewek itu. Cewek itu juga langsung nyamperin gue.
“Hi. Are you Citra from Indonesia?”(Hei, apa kamu Citra dari Indonesia?)tanyanya
“Oh,yes I’m. What’s your name?”(Oh,iya. Siapa namamu?) tanya gue. Untung
aja cewek ini bisa bahasa inggris.
“Oh, I’m Yoo Hyun-sik. You can call me Hyun.”(Oh, aku Yoo
Hyun-Sik. Kamu bisa memanggil saya Hyun)
“Ow,okay. Nice to meet
you Hyun.” (Ow,oke. Senang bertemu denganmu)
“Okay. Nice to meet you
too,Citra. BTW, dont you feel cold? You didn’t wear sweater.”(Okay.Senang
bertemu kamu juga. BTW, kamu tidak merasa kedinginan? Kamu tidak memakai
switer) Tanyanya lagi.
“Oh, I just want to say
that. Where is the fitting room? Or.. toilet..”(Oh. Aku baru saja mau berkata
itu.Dimana kamar gantinya? Atau.. toilet..)
tanya gue. Ternyata di luar sana dingin banget.
“Oh,no. You can change
your clothes at Hotel. There’s heating facilities here.”(Oh,tidak
perlu. Kamu bisa mengganti pakaianmu di hotel. Disini ada fasilitas pemanas.)
Katanya
Pantas
daritadi gue gak merasa gak terlalu kedinginan. “Oh okay, lets go to the
Hotel.” Kataku mengajaknya pergi.
Yoo
Hyun-sik ternyata orangnya ramah. Biasanya gue gak bisa berkomunikasi dengan
lancar kalau sama orang asing. Tapi dia nyenengin dan bisa ngajak gue bercanda
walaupun baru ketemu.
BTW,
gue nyampe ke sini jam 3 sore waktu seoul. Hufft.. Ternyata dinginnya korea
lebih dingin dari yang gue bayangin. Buktinya waktu gue keluar dari mobil,
dinginnya kebangetan. Walaupun gue udah dikasih pinjem mantel yang dipake Hyun.
Pantes aja mama khawatir banget.
Tapi,
untuk tinggal di sini beberapa bulan ke depan mungkin gue udah terbiasa.
Hehe...
Oke
Seoul petualangan kita baru saja akan dimulai!
(To Be
Continue)
Thanks
For reading. See you in “Hate or Love Chapter 15”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar